http://photobotic.blogspot.co.id/2009/08/wet-window.html |
Sore ini terbuat dari hujan yang
sama sekali tak mau mengalah, tapi bisakah kemudian senyum merekah? Bukan untuk
berpura-pura pada harimu yang patah agar terlihat baik-baik saja, lengkung itu
menandakan kamu masih hidup dalam kesyukuran, ingat?
Patah akan mengajarkan tak
menyakiti lebih banyak. Tersenyumlah bahkan dengan airmata yang mungkin
tergerak menguasai pipi bertulang naik itu.
Sore
ini mungkin akan tetap hujan dan tak mau menyilakan senja mengambil panggung
sampai kemudian gelap menyisakan rintik dan basah yang terus lekat hingga pagi.
Bukannya tak apa? Mungkin ini peredam bagi airmata yang sudah ingin lantang
berusara. Tak ada yang bisa menghentikan tangis itu gugur begitu saja. Masih berkeras
kah hati untuk menganggap ini goresan yang hanya perlu ditanggapi dengan
meringis? Semoga secepatnya tidak. Sebelum habis partichor terakhir yang
membuat lelap setelah kelelahan menampik luka.
Sore
ini tetap akan semarak oleh hujan. Kepada aku yang hampir lelah menyembunyikan atau
justru memeberitakan diri, mengakulah seada-adanya. Hujan ini adalah permintaan
yang datang beramai-ramai menggedor bangkit semua kenang terbaik yang hanya
dimilikimu seorang. Mengakulah kalah untuk kali ini dan semuanya tetap bukan
sebuah salah. Aku tau ketakutan adalah menjumpai hantu apalagi yang berdiam
pada sudut pikir. Maka kepada aku, biarkan mereka lepas dan dilesap angin yang
tak pernah sampai mengabarkan rasamu yang rahasia.
Yang
mencintaimu seutuh-utuhnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar