Butuh dua tahun untuk mengaku, itu pun saat
akhirnya harus benar-benar pergi. Saya tidak lagi bisa hanya berpamitan
sebentar, kemudian disambut senyum atau gelak tawa saat pulang. Tawaran untuk
ambil bagian menjadi lebih berguna juga sudah jauh tertinggal berbentuk cerita
bersama mereka. Sebelum tulisan ini berlanjut, saya mau mengingatkan bahwa
tulisan ini akan jadi memorandum dalam bahasan paling singkat. Mungkin, satu
dua hal tidak disetujui anggota yang sama-sama ada di dalam rumah ini saat mereka membacanya, saya
tidak peduli. Ini adalah kacamata saya, juga semua nada dalam kepala yang bisa
saya terjemahkan.
Napak tilas sebuah lisan yang berbicara lewat baris-baris kata tentang sebuah perjalanan
Minggu, 25 Desember 2016
Selasa, 13 Desember 2016
Ketika Kita
Tidak bisa tidak,
Saat langkah setuju untuk berpadu
Akan ada lebih dari sebuah seteru
Aku setuju
Bukan untuk beradu, maksudku
Tapi memulai jalan baru
Adalah perkara berani maju, atas apa tujuan yang tak lagi diperjuangkan sendirian
Ada hal-hal di luar nalar, atau kemungkinan yang pernah terpikirkan
Tinggal menunggu giliran
Siapa yang akan terheran-heran lebih dulu
Kemudian menahan, bertahan
Karena semua bisa dipertimbangkan
Seperti semua awal mula,
Bagaimana setiap kata terawat dalam pendengaran
Seperti satu-satu harapan yang dilayangkan dan tidak untuk begitu saja dilupakan
Langganan:
Postingan (Atom)