Selasa, 27 Mei 2014

Bagaimana saya hanya diharuskan menempuh jalan berbeda olehNya (1)

Bismillahirrohmanirrohiim...
   Ini bukan pengalaman yang baru saja saya alami, tapi rasanya saya masih sangat mengingatnya. Pelajaran 1 tahun lalu yang akhirnya mengarahkan saya melangkah keluar rumah dan menemukan 'rumah' baru untuk berjuang mengabdi di jalanNya. Ya Yogyakarta. Ini adalah seklumit cerita saya bagaimana saya bisa dipercaya oleh Yang Maha Pengasih melangkah disini sampai hari ini.
   Sejak tahun 2010 dimana saya memasuki bangku SMA, memang saya sudah bercita-cita untuk bisa masuk ke jurusan pendidikan ketika saya berkuliah nanti meskipun belum tau pendidikan apa yang akan saya pilih. Seiring waktu, karena saya juga diamanahkan berada di jurusan IPA, saya memilih untuk ke jurusan pendidikan biologi dengan banyak pertimbangan. Kala itu, UNJ adalah pilihan saya karena saya tidak mau berpisah jauh dengan orangtua. Itu pikiran saya dulu, selain itu ada 2 kota yang memang tidak diperbolehkan menjadi tujuan saya waktu itu oleh banyak teman dekat saya karena banyak bahaya, katanya. Kota itu termasuk kota yang saya tinggali sekarang.

Jumat, 23 Mei 2014

Sekotak Puisi Dengan Pita yang Kubuat Sendiri

Ini malam -atau pagi- ketiga selepas tanggal lahirmu
Agak terlambat, bahkan aku membungkusnya diujung rasa kantukku
Tak apa, kata dan frasanya telah menari untukmu
Semoga baitnya mampu menerbitkan senyummu.

Ini tanggal yang sama di tahun ketiga
Dulu Bekasi, lalu Bandung-Jogja kini
Jika nalar kita atau mereka yang berbicara mungkin kita bisa satu kota lagi
Tapi tetap takdir Tuhan yang hakiki.
Aku senang, setidaknya kita masih mampu mensyukuri
Menjadikan jarak untuk menyeret salah satu dari kita (atau keduanya) untuk cepat kembali

Aku belum tau, mengapa sepertinya tanggalmu yang terlihat lebih istimewa
Dan delapan bulan setelahnya kerap kali terlewati
Benarkah rasaku? Ah, semoga tidak tentu saja
Apa ini karena ada tanggal yang sama di bulan lain yang dulu pernah sama-sama kita senyumi
Haha bagian itu mari kita tertawakan saja bersama

Lalu apalagi?
Oh iya, maukah kamu mengamini?
Selarik doa yang kususun dalam puisi, kapan lagi kamu bisa mendapati
Maka selelah atau sedingin apapun Bandung di minggu pagi, sempatkanlah berlari
Siapa tau di salahsatu putaran alun-alun sana ada mojang yang tersenyum manis pagi nanti
Jangan membantah, itu bisa saja terjadi!

Mungkin pula kah aku bermimpi?
Di satu hari nanti, kita akan berkabar melalui berlembar kartu pos yang berbeda rupa
Aku mau ke Turki tentu saja. Jadi kamu mau kemana?
Semoga tetap saling mengabari
Makin pandai pula lah mensyukuri dan jangan lupa berbagi
Ku berdoa persahabatan ini kan abadi

                           Seseorang yang bisa menjadi apapun yang kau mau, tentu dengan satu katakecuali    :)

P.S. aku juga bermimpi satu dari kita mampu menghadiri wisuda yang lain nanti.

Kamis, 22 Mei 2014

List yang saya cita-citakan selama libur semester 2

   Sebentar lagi, saya akan menuntaskan kewajiban saya di semsester 2 yang artinya sudah satu tahun saya berada di dunia perkuliahan . Alhamdulillah. Doakan semoga hasilnya bisa meninkat dibandingkan semester kemarin ya ^^
   Nah, setelah menuntuskan kewajiban Ujian Akhir Semester 2, pada bulan Juni nanti saya akan dihadapkan pada libur superduper panjang selama saya belajar di instansi formal :D. Baiklah, liburan yang (katanya) akan menghabiskan sekitar 2-3bulan ini sudah menari-nari di otak saya untuk diisi rencana sebelum saya hanya menimbun bobot tubuh dan menghitamkan lingkar mata nantinya. Jadi apa rencana yg sudah terpikirkan?
     1. Saya ingin belajar (kursus) menari tradisional secara intensif, paling tidak saya kuasai 2 tarian selama libur nanti. Kenapa tari? Saya melihatnya sebagai seni yang indah untuk dipelajari dengan aturan dan budaya yg berbeda setiap daerah. Selain itu, setiap orang sangat memungkinkan bisa menari meski tidak memiliki modal seperti yang diharuskan pada kegiatan menyanyi. Menari pula lah, yang akan membuat berat badan saya tetap pada porsinya, semoga.
    2. Merealisasikan tabungan sedekah a la saya dan sahabat-ahabat saya tercinta (6). Tabungan yang kami kumpulkan sejak bulan Februari insyaAllah akan disalurkan bagi saudara kami yang membutuhkan.
    3. Kerja parttime atau menjalankan usaha bersama, tentu saja hal ini guna menyehatkan kantong dan dompet saya juga mendukung mimpi saya yang lain. Hehe
    4. Membuka kelas belajar hijaiyah, hapalan surat pendek dan mengaji Al-Qur'an di rumah bagi adik-adik kecil disekitar rumah. Juga bersama para sahabat.
    5. Membereskan koleksi buku yang masih bertahan dan mulai merancang perpustakaan mini yang ingin saya buka sebelum saya lulus kuliah. The last but not least,
    6. Nge-trip. Kalau dana memadai dan ada barengannya saya mau coba PulauSeribu atau Pangandaran (?). Paling tidak, saya mau nge-trip bersama 6 atau singit.
   Saya menuliskan 6 mimpi (sementara) bukan atas dasar apapun. Tulisan ini akan menjadi pengingat bagi saya apa yang harus saya kerjakan selama liburan. Selain itu juga, siapa tau diantara yang berkenan membaca tulisan ini dapat membantu saya mewujudkannya paling tidak dalam doa. Saya akan berusaha menuliskan detailnya sesaat setelah satu persatu mimpi ini menjadi nyata. Doakan saya ya, teman :)

Selasa, 20 Mei 2014

Izinkan aku mengucap syukur



Yogyakarta,1 November 2013
Kali ini langkahku sejalan dengan mimpi yang dulu pernah kusuratkan padaMu.KAU bawa aku jauh dari tempat yang bertahun-tahun tak pernah ku jauhi lebih dari sebulan meskipun sering kukeluhkan sebagai balasan tunai atas surat-suratku di hari terdahulu. Dengan kuasaMu yang begitu luas Ya Mughni, rasanya benar-benar tak mungkin tanpa kuasaMu aku mampu berpijak pada kakiku sendiri diatas tanah yang bukan tanahku dihari kemarin. Menjadi bagian sebuah keluarga baru, mengambil peran dalam keterasingan.
Rasanya ada yang kulupakan pada hari kemarin aku menuliskan suratku agara mampu menempuh langkah di tempat ini. Aku lupa untuk meminta kekuatan ketika aku akan dijauhkan dari tatapan penuh awas ayahku dan pesan singkat serta telepon dari ibu ketika aku terlambat pulang. Aku lupa memohon untuk ketegaranku agar aku tak lekas rindu rumah saat jam-jam perkuliahan berlangsung yang membuatku ingin berlari kala itu juga menaiki apa saja agar aku cepat sampai di rumah seperti saat aku takut akan terlambat tiba di rumah setelah seharian tak berada di dalam hangatnya rumah itu. Aku lupa menuliskan bahwa aku bisa begitu saja  mudah terserang rindu pada hal-hal yang sering ku keluhkan , menyebalkan rasanya ketika rasa itu tiba. Aku pun lupa menyertakan untuk kuat dan tak cepat iri saat teman-temanku yang lain bisa dengan mudah dan lebih sering pulang ke rumah mereka. Aku lupa, karena kupikir dulu rasanya tak akan serumit ini untuk menetap di tempat yang asing, aku hanya merasa seperti sedang berlibur yang esok atau lusa lekas naik kereta ke stasiun terdekat lalu pulang, kembali ke rumah.
Namun, sungguh hanya aku yang lupa. Karena KAU menyertakannya pada surat yang tersertakan paket disampingnya. Hanya butuh sebuah kunci berbahan kepercayaan dengan lapisan kesabaran pada permukaannya  untuk membuka dan mengambil semua isinya, semauku. Berapapun yang aku butuhkan.Lalu ketika aku cukup, membaginya adalah kewajiban yang harus ditunaikan.Diwaktu-waktu yang lain, saat pertahanannku hampir saja jatuh. KemurahanMu tak pernah berhenti, selalu saja KAU memelukku dan seolah berkata untuk mengambil lebih banyak paket itu yang isinya takkan pernah habis  tanpa harus meminta lagi apa yang pernah kubagi selagi aku mampu memiliki kuncinya, seringkih apapun bentuk kunci yang kupegang saat itu.
Hari ini, kuncup-kuncup melati bermekaran disapa hujan setelah lama ia menanti tanpa pernah seharipun kehilangan harapnya pada titik-titik air yang dirasa agak sedikit terlambat datang. Padahal sungguh tak pernah, hujan tak pernah terlambat datang. Kutulis suratku pula hari ini, berharap kau izinkan aku mampu seperti melati dan hujan. Melati tak pernah iri ketika bebungaan lain telah menunjukkan indahnya bahkan yang lain berbuah ranum mengundang selera, ia tetap bersabar. Mengagunkan hanya namaMu pada masa-masa dormansinya. Meyakini hanya dengan tanganMu ia mampu hidup, membuat kuncupnya terbuka dengan kuasaMu melalui hujan yang meneduhkan. Lalu ketika saatnya ia merekah, ia tak pernah sendiri. Selalu saja berbagi putihnya sama rata dan semuanya indah dalam segerombol nikmat yang bisa mensyukuri keberadaannya. Dengan harumnya, ia bersyukur membagi wanginya karuniaMu pada siapa yang berada di dekatnya. Tak peduli kenalkah ia atau tidak.
Aku pun berdoa mampu meneladani hujan dalam langkah pengabdianku untukMu. Ia pun patuh seperti melati, tak akan turun bulirnya meski dalam formasi awan ia sungguh sudah ingin meluruh. Ketika turun, beribu bahkan juta titik ainya adalah tasbih yang beritme menyenangkan, membangunkan sebanyak mungkin tetumbuhan, mememnuhi sumur-sumur yang hampir saja kerontaang, membasahi tanah untuk menyentuh sisi-sisi terbaiknya menentramkan dan membuat yang mendengar cucurannya bersyukur seirama tasbih dalam gema-gema pikiran yang mengendur ketegangannya. Ah, sungguh hanya syukur yang ingin kuucap ketika banyak betul  nikmat luar biasa yang hari kemarin pernah ku anggap biasa. Sungguh, maafkan aku. Ketika kakiku KAU percayakan untuk menopang diri ini sepenuhnya dalam langkah ini, tanpa tempat bersandar selain diriMu yang Mahabaik. Aku ingin terus mengucap sykur tanpa henti. Dengan cara ini, KAU bukakan mataku merambah apa yang belum pernah benar-benar kuperhatikan. Dan sungguh hanya pada pengabdianMu aku ingin berjalan. Maka izinkan aku mengucap syukur.

Salah satu cerita, ketika aku pulang

sudah lama sejak  terkahir kali tulisan terakhir dimuat? Semoga masih ada yang setia membaca tulisan ini yang kali ini akan bahas 4 hari ketika saya pulang dari kota rantau ke rumah di Bekasi. Mungkin ini akan jadi postingan terpanjang saya selama saya ngeblog. hehe gapapa ya?


Ini cuma salah satu cerita perjalanan pulang yang Allah hadiahkan banyak sekali semester ini, mau dibilang nge-trip kok ya aneh orang ini perjalanan pulang dari kota rantau saya, Yogyakarta. Sebelumnya, saya hampir gigit jari karena ngga jadi bisa pulang karena satu dan lain hal, tapi Allah emang Mahatau kalau saya diharuskan pulang karena banyak orang yang memendam rindu dan juga saya rindukan keberadaannya hehe.