Terimakasih untuk selalu ingat aku, bahkan menulisi namaku pada deskripsi untuk dirimu sendiri. Aku baru tau, sebegini besar ya ternyata arti ku di sederet nama temanmu yang bahkan banyak tak ku kenal.
Adalah aku yang bahkan jarang sekali membuka percakapan dalam pesan-pesan jarak jauh kita,
kecuali aku pulang dan minta ditemani mencari sesuatu yang selalu membuat kita candu. Tapi bukankah selalu beda cerita jika kita telah bertemu? Nostalgia sampai berfilsuf bisa jadi bahan kita membunuh waktu, atau mendengarkan kamu bercerita tokoh-tokoh seru yang tak pernah ku kenal juga menyenangkan, kalau kamu belum tau.
Bagian menyenangkan dari semua label yang kamu punya untuk mengelompokkan semestamu yang terlalu besar, aku ada dalam bagian yang sangat spesifik. Kelompok kecil yang sampai hari ini mungkin hanya terisi dua denganku, atau sudah bertambah kah? Beritau aku.
Aku merasa disayangi tanpa banyak percakapan basa-basi, potret berdua yang nyaris tak kita punya dan jarak yang kadang membuatku merindumu dengan banyak gengsi.
Kalau kamu tanya ini apa? Ini jejak yang mungkin selalu bisa kamu kenang, seperti kamu yang kerap menghujani hal-hal pertama bagi langkahku sejak pertama menyapa akrab. Aku jarang punya kesempatan itu, ya karena tau sendiri lah langkahku semakin jauh karena kamu yang tak bosan menggandeng tanganku berlari sambil tertawa-tawa.
Maka ini yang bisa ku buat, satu dari banyak balasan yang seharusnya aku sediakan untuk mu. Menggambarkan kita dalam kata-kata yang tak seberapa. Mungkin tak akan pernah bisa dibingkai seperti hadiahmu tempo lalu, tapi selalu disini. Dalam ruangku yang tak akan ku sembunyikan. Sebab semua orang harus tau, aku punya kamu yang nyaris tak pernah melewatkan apa yang ada dalam duniaku dan tak pelit membagi dunia milikmu sendiri.
Selamat menyamaiku di 20 tahun, sist.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar