Rabu, 11 Desember 2013

Kali ini tentang kalian

    Tuhan memang benar-benar menyiapkan langkah-langkah terbaik yang tidak pernah salah untuk setiap hambaNya bersama dengan mimpi-mimpi yang tak pernah terpikirkan pahit-manisnya oleh kita sendiri. Rasanya itu pula yang aku jalani dalam langkah yang aku tapaki ketika masa pubertas mulai menungguku kala itu. Langkah ini sangat besar artinya, karena karena langkah tersebut, Allah mengizinkan aku merasakan kehangat tawa mereka, kejujuran kata-kata mereka, kepedulian tanpa syarat, dan segudang rasa yang mengiriginya.
 
We are 6!

     Keajaiban itu dimulai ketika aku memutuskan melangkah menjadi anggota pramuka SMP Negeri 21 Bekasi di tahun 2007 beriringan dengan teman kecilku Amalia Nur Fajrin dan salah seorang teman yang berasal dari sekolah dasar yang sama dengan Amel-panggilan Amalia-, Fandri Wahyu Kusuma Dewi, namanya. Belum tampak ada yang istimewa ketka itu, hal itu terjadi karena kami bertiga karena sangat menikmati demo lapangan yang diatraksikan oleh kakak-kakak kelas kami waktu itu. Alasan utama aku menginginkan bergabung dengan ekstrakulikuler Pramuka sebenarnya bukan itu,aku memang sangat ingin merasakan serunya Pramuka yang sudah pernah dirasakan kedua temanku dan tidak didapatkan di sekolahku yang dulu. 
    Setelah itu cerita berlanjut dengan banyak teman satu angkatanku yang juga mendaftar menjadi anggota Pramuka, meskipun para kakak kelas diatas kami kerap berkata angkatan kami adalah angkatan yang paling sedikit waktu itu. Aku sih tak peduli dengan tanggapan mereka, karena aku senang-senang saja waktu itu. Setelah resmi menjadi anggota kala itu yang ditandai dengan acara pelantikan pertama kami di Cilember waktu itu, aku mulai mengenal beberapa dari mereka. Seorang anak laki-laki yang berjalan bersamaku sewaktu acara jurit malam, yang kelak menjadi ketua regu putra bernama Rehan Fathurrahman. Lucunya, ia membuat nyaliku ciut saat itu karena saat acara itu ia justru menangis. Menurut pengakuannya, ia tidak tahan dengan udara dingin disana yang memang waktunya juga ngga tepat sih, jam 2 pagi! Selain Rehan, ada Everson Yunus Rasubala. Dia lebih parah dari ketua regunya, karena pada waktu pelantikan sejak kedatangan kami hingga waktunya pulang ia justru hanya bisa berbaring karena sakit di kamar tidur yang digunakan oleh anggota putri, karena memang anggota putra tidak mendapat kamar. Anehnya, sampai pelantikan kami yang terakhir atau pada saat lomba yang acaranya lebih dari satu haru atau menginap, Ever juga hampir selalu sakit, padahal ketika latihan ia selalu bisa pulang paling akhir. Yang ketiga adalah Adam Raczel Noviansyah yang merupakan anggota regu putra juga, Aku mengenalnya bukan pada saat pelantikan, tetapi pada saat lomba jambore ranting pertama yang aku ikuti ditingkat kecamatan bersama beberapa teman seangkatan dan kakak kelas. Penampaknnya pada waktu kelas 7 dulu sangat jauh dari kata keren seperti sekarang, ia pun seorang yang sangat keras kepala ketika sudah membuat keputusan. Pada masa-masa di Pramuka, bersama Veliza Rachmalasari lah ia sangat sering berdebat karena mereka sering mendapat tugas untuk mengampu mata lomba yang sama yang berhubungan dengan ilmu oengetahuan umum dan kepramukaan. Tak jarang mereka berdua saling mencela atau mengejek bila salah satunya membuat kesalahan. Anehnya, Veliz sepertinya tak pernah merasa sakit hatu dengan ucapan Adam yang kadang nyelekit, padahal Veliz salah satu dari kami yang sangat mudah menangis dan sering menjadi bahan bully-an karena kadang ia agak lemot.
  
korban bully anak 6 ^_^

   
    Kalau ada yang di bully  pasti ada yang menjadi pelakunya, Muhammad Andrian lah orangnya. Aku lupa dimana pertama kali aku mengenak dia bukan hanya sekedar nama, karena saat masih di Pramuka dulu dia cenderung diam tetapi kadang (atau sering) berbuat usil. Aku juga heran apa yang membuatnya bertahan dari seleksi alam yang ada di Pramuka. Biasanya, untuk urusan kreativitas, bersama Fandri lah ia bisa nyambung. Fandri ini orang yang paling sabar sepertinya menghadapi aku, bagaimana tidak? hampir tiap kali ada event lomba, yang mengurusi aku adalah dia. hehe....
     Bagaimana dengan Amel? Bagiku, semua setuju kalau dia adalah ibu bagi kami bertujuh, bahkan sebelum jumlah kami dulu lebih banyak dari ini. Dia yang paling rela berepot-repot diri agara kami semua bisa ikut lomba kala itu atau berkumpul pada saat sekarang ini. 
    Sampai pada bagian ini, aku hanya bercerita tentang kurangnya mereka saja daritadi. Lalu dimana letak keajaiban mereka pada hidupku? Keajaiban mereka ada, saat mereka hadir beriringan langkah denganku. Sungguh itu lebih dar cukup, persahabatan atau yang lebih tepatnya persaudaraan yang kami miliki saat ini adalah hasil seleksi alam yang begitu keras, yang menjadikan kami sama-sama saling memliki dalam masa sulit lalu masa-masa mudah kini menjadi euphoria yang tak pernah habis untuk membagi pengalaman yang sama-sama kami alami dengan cara kami dan menjadikannya pelajaran dalam hidup.




Kebersamaan itu indah meen!





 JAGUAR!

 TERATAI



one of gift from us to us

gift from them

    "Kawan, kesulitan pernah membuat kita jatuh dalam langkah yang terlalu muda. Tapi, Tuhan tak pernah menginginkan kita untuk berkubang pada keterpurukan. Maka DIA lah Yang Maha Memberi, memberikan kita kedua belah tangan untuk saking berpegangan dalam jatuh agar bangkit dan berani untuk melangkah lagi, karena kita tau kita tak sendiri."