Terima kasih menjadikan aku berdiri di belakangmu.
Menikmati punggung tegapmu sebagai pelindung dari apa yang harus ku hadapi di
depan. Menyusun langkah mengikutimu pada tanjakan atau turunan yang kerap kali
membuat nyaliku ciut. Tentu ini bukan urutan selamanya, kan? Tak elok rasanya
jika harus membenarkan langkah sendirian sedangkan kamu pernah ada dalam
kegagalan. Iya, kamu pasti tau aku yang pembangkang tak akan mau selalu persis
di belakangmu seperti bayang mengikuti kemana arahmu. Selamanya pun,
membicarakanmu rasanya tak pernah benar bila hanya dibalik kepalamu. Aku, bukan
pengikut yang baik.
Napak tilas sebuah lisan yang berbicara lewat baris-baris kata tentang sebuah perjalanan
Minggu, 26 Februari 2017
Jumat, 10 Februari 2017
Kepada Perjalanan
Hai! Saya rindu. Kapan ya kita
bertemu?
Saya menemukanmu
bersama mereka yang tersenyum lebar di depan kamera, potongan-potongan tiket
menuju pintu-pintu yang bergerak, juga tas-tas yang sarat bahagia diangkut tuan
dan puannya. Saya juga mau. Bersamamu saya tumbuh, entah tujuan mana yang
menggerakkan kita. Kini, kamu hanya seringkali bertamu pada diam saya yang kian
mengakar.
Kamis, 09 Februari 2017
Untuk kamu yang berjuang dalam akhir (skripsi)
Saya memimpikan kamu yang pasti akan datang, sejak
jauh hari. Sedapat mungkin saya mempersiapkan seperti apa kita akan saling
bertumbuh dan besar. Saya menghitung satu-satu dimana kita akan sama-sama
berdiri dan sejauh apa kita akan melangkah. Perjalanan bersamamu akan saya
ramalkan tak begitu indah memang, seperti mereka yang sudah pernah bersamamu.
Paling tidak, saya tau akan mampu mengukur langkah kita dalam sepersekian
waktu.
Langganan:
Postingan (Atom)