Suaka margasatwa Paliyan Gunung Kidul Yogyakarta merupakan kawasan rehabilitasi dari hutan
produksi yang pernah dieksploitasi secara besar-besaran. Eksploitasi
tersebut menjadikan kawasan
ini menjadi lahan kritis yang gundul berbatu.Upaya pengalihan lahan kritis
menjadi kawasan hutan suaka margasatwa ini dimaksudkan untuk
melindungi satwa yang berhabitat di sekitar daerah
tersebut serta untuk memperbaiki lingkungan abiotik dan
biotik. Salah satu komponen
penting dalam kawasan hutan suaka
margasatwa adalah adanya komunitas tumbuhan atau vegetasi. Vegetasi sangat berperan penting dalam
ekosistem, tetapi pengaruhnya
bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada kawasan tersebut. Komposisi vegetasi pada
kawasan suaka margasatwa Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta memiliki berbagai
tingkat keanekaragaman.
Tingkatan vegetasi yang sangat berpotensi untuk dikelola sehingga
mencapai kelestarian hutan adalah tingkat pertumbuhan tiang dan pohon terutama pada tumbuhan berkayu. Namun, belum ada penelitian tentang tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan
sebagai indikator kelestarian hutan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian analisis vegetasi tumbuhan
tingkat tiang dan pohon di kawasan suaka margasatwa Paliyan, Gunung Kidul,
Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan oleh
Mahasiswa Pendidikan Biologi C 2013 Universitas Negeri Yogyakarta, yang
beranggotakan Inayatul Laili, Anis Rani Zakiyah, Aditya Rizka Puspita, Katon
Waskito Aji, Hidayah Ina Qodriyani, dan Martiyah. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan metode observasi dan pengambilan sampel menggunakan metode
garis berpetak. Pengambilan data
dilakukan pada 13-14 November 2016 di 3 plot dalam blok khusus dan 3 plot dalam
blok rehabilitasi kawasan Suaka Margasatwa Paliyan Gunungkidul.
Berdasar data yang diperoleh dari
hasil pengamatan dalam penelitian ini, terdapat 5 jenis tumbuhan tingkat tiang
dan pohon pada blok khusus dan 5 jenis tumbuhan tingkat tiang dan pohon pada
blok rehabilitasi. Dari total 10 jenis, sebanyak 3 jenis tumbuhan dapat ditemui
di kedua blok lokasi pengamatan. Spesies yang ditemukan adalah Tectona grandis, Delonix regia, Samanea saman, Morinda citrifolia, Annona
muricata, Acacia denticolusa, dan
Hibiscus tiliaceus. Tumbuhan jati (Tectona
grandis) memiliki tingkat frekuensi
tertinggi di blok khusus maupun di blok rehabilitasi sekitar 43% - 60% dari total
keseluruhan jenis yang ditemukan dalam tingkatan tiang maupun tingkat pohon. Hasil
serupa juga didapat dari nilai kerapatan relatif yang menujukkan 51,5% - 96,9%
pada tumbuhan jati. Nilai frekuensi dan kerapatan tertinggi dari tanaman jati, dikarenakan
tanaman ini memang sengaja ditanam pada kawasan suaka Margasatwa Paliyan yang
sesuai dengan karakteristik tanah dan kondisi alam yang ada di daerah Gunung
Kidul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar