Senin, 09 Januari 2017

Selarik Berarti

Bu, terima kasih sudah mengajari, menulari
Pelajaran yang harus ku eja di hari-hari pertama melihat dunia
Masih terbawa, ku pasang dalam hari gelap juga senang
Tidak semua berarti segalanya menjadi baik
Di satu dua kali pada hatiku yang sempat patah
Mengulangi satu tarikan sederhana, rasanya bermakna
Paling tidak menguji diri agar tidak pernah lupa
Aku masih punya senyum yang kau patri dalam ingatan



Kata orang sama
Apa iya seperti ini jua milkmu di masa muda?
Dua puluh empat tahun lalu, kau juga gadis dengan wajah datar dengan senyum yang berbilang
Rasanya mustahil,
Mengingat hari ini, senyummu masih banyak menularkan bibirku menarik ke arah yang sama
Tidak juga aku sepertimu hari ini
Tak banyak manusia yang mampu ku ajak bercakap dalam rupa senyum paling riang
Ini jawabanku mengapa daun, hutan, dan gunung yang lebih sering ku ajak bersenang-senang
Juga hujan dan senja
Mereka patut menerima setelah banyak percakapan tanpa harus mengenal nama

Tiap kali pergi yang ku inginkan hanya pulang
Untuk sekali lagi membaca bagaimana kau melakukannya
Dalam cuaca dan warna sebagai manusia, sekaligus wanita
Atau bagaimana larik senyumku terbaca,
Mengundang cerita-cerita dari langkah yang tak pernah mau berhenti bersuara
Serapat apapun kedua tangan membungkam bahkan punggung membenteng diantara mata kita
Tak ada yang bisa bersembunyi, bahkan jika habis kata di tengah jerit dan tawa
Senyummu ada 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar