Saya memimpikan kamu yang pasti akan datang, sejak
jauh hari. Sedapat mungkin saya mempersiapkan seperti apa kita akan saling
bertumbuh dan besar. Saya menghitung satu-satu dimana kita akan sama-sama
berdiri dan sejauh apa kita akan melangkah. Perjalanan bersamamu akan saya
ramalkan tak begitu indah memang, seperti mereka yang sudah pernah bersamamu.
Paling tidak, saya tau akan mampu mengukur langkah kita dalam sepersekian
waktu.
Maaf saya yang salah. Ketika akhirnya kamu sampai,
rasanya kamu tau saya tak berjuang sebanyak itu ya? Sejauh ini kita hanya
mengerdilkan satu sama lain. Langkah saya masih terlalu lambat untuk membuatmu tumbuh sesuai perkiraan waktu yang
sudah saya prediksikan. Sampai surat ini saya layangkan, kamu bahkan masih
belum memiliki identitas pasti. Saya banyak mendiamkan kamu sampai akhirnya
kita berdua ditertawakan waktu, tawa paling pekak dan sakit yang pernah saya
dengar.
Ketahuilah, saya tetap menempatkanmu dalam urutan
pertama dalam pikir saya yang terjaga. Bahkan sesekali dalam mimpi yang entah
bercerita tentang apa. Lembar-lembar
tumbuh yang nanti akan berhenti pada suatu hitungan manusia adalah kisah
yang tidak boleh menyerah sekarang. Saya juga mau membawamu berlari, melintasi
tak hanya satu dua fakta tapi juga segenap cerita yang akan membuat kita jadi
semakna. Makna baik tentunya.
Bersabarlah terhadap saya. Kamu boleh tertawa
mendapati wajah berkerut saya setiap kita bertemu. Kamu memang sesuatu yang tak
pernah boleh dipermainkan, bahkan oleh siapapun juga. Sesekali, seperti hari
ini kamu akan berhadapan dengan serbuan airmata. Mungkin menyayangimu harus
sampai sana usahanya. Terakhir, tolong tidak merasa sakit ketika saya kembali
merombak, menyusun ulang tubuh bahkan dirimu. Saya hanya berusaha kamu bersih
dari ratusan coretan dan pengabaian juga kesalahan. Meski nantinya, kita adalah
dua yang tetap tak bisa sempurna. Setidaknya, kita mampubertanggung jawab
menutur semua kisah tepat pada waktunya.
Salam
sayang, dari saya yang mencintaimu dengan kebingungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar