Rabu, 10 Juni 2015

Tulisan Pindahan : Penasaran dan Kota Bogor


 Beberapa perjalanan sebelum ini pernah saya lakukan, tapi biarkan saya memilih cerita ini sebagai awalan perjalanan yang saya tuliskan dalam catatan kecil ini. Perjalanan itu terjadi atas nama rasa penasaran yang sudah susah saya redakan dan seorang teman yang mau begitu saja dimafaatkan di repotkan menemani saya menyanggupi rasa penasaran itu, berburu melihat anggrek.
Demi apapun juga, jangan bayangkan kami pergi ke hutan yang jalurnya belum dibuka hanya untuk menuntaskan rasa penasaran saya itu, saya takkan seberani itu. Jadilah wilayah Kebun Raya Bogor menjadi pelampiasan kami. Kenapa? Karena letaknya bisa dijangkau dalam satu hari pulang pergi dan koleksi anggrek disana cukup lengkap.
Saya lupa hari apa saya kesana, yang jelas itu adalah saahsatu hari di bulan Ramadhan yang hujan seharian dan bukan pada saat weekend karena sewaktu kami tiba disana kami hanya disambut hujan dan beberapa wisatawan dan kebanyakan adalah bule yang sedang jogging. Sampai disana pun kami sudah lewat dari jam makan siang dan harus berkeliling  cukuuup jauh untuk menemukan rumah anggrek dari pintu masuk komplek Kebun Raya Bogor.


si kantong mana mau muncul di lingkungan sebersih ini ?:)



Dari rumah, kami pergi ke Bogor menggunakan commuterline tujuan bogor yang harga tiketnya hanya berkisar 5000-an lalu sampai di Bogor karena alasan sedang puasa, kami memutuskan naik angkutan umum yang tarifnya 2000/orang sampai di gerbang Kebun Raya Bogor. Lalu setelah membeli tiket masuk seharga Rp 4500 kami menyusuri area KRB mencari rumah anggrek yang menjadi tujuan kami.
Sial bagi kami, setelah berjalan sangat jauh dari  gerbang *jauh ukuran saya yang jarang berolahraga* dan harus mengikuti informasi jalan yang kurang jelas disana, tujuan utama kami sudah tutup SETENGAH JAM sebelum kami tiba di depan pintunya. Saya ngga tau lagi harus bereaksi apa saat itu! Yang jellas reaksi teman saya adalah tertawa, ngga dia sama sekali ngga marah sudah saya culik jauh-jauh dari rumah sampai ke Bogor dengan keadaan kurang tidur dan hujan yang seharian mengguyur. Ya, akhirnya saya Cuma bisa lihat dari luar mini  kebun anggrek berbangunan seperti rumah berlantai dua. Bnyak anggre cantik disana, sayang ngga bisa saya foto. Foto yang berhasil dapatkan hanya anggrek yang ada di sekitar sana dan itu pun ngga banyak.
Griya Anggrek, rumahnya -__-
Akhirnya, daripada mubazir sudah jauh-jauh sampai Bogor, setelah solat di masjid yang ada disana (airnya dingin banget!) kami memutuskan berkeliling sebentar disana karena pemandangannya juga ngga kalah cantik sih dengan anggreknya dan keadaannya sepi. Lha iya! Wong udan kok. Tapi justru hujanlah yang membuatnya lebih cantik.
Sekitar jam 4 sore kami memutuskan untuk keluar dari KRB yang lagi-lagi menjadi bagian kedua bagi cerita konyol kami. Pintu keluar yang terletak di dekat pintu masuk sudah dikunci dan yaa kami mulai panik. Akhirnya, setelah bertanya pada orang (yang ternyata juga menyesatkan) dan mengamati sekitar, kami berhasil keluar melalui gedung disebelahnya (lupa gedung apa). Setelah itu kami langsung pulang kah? Tentu tidak. Mencari oleh-oleh tentunya, supaya berasa aura jalan-jalannya. Hehe. Kami  diberi tau oleh satpam di pintu kami  keluar KRB dimana bisa mendapatkan oleh-oleh berupa asinan dan kue mocha (lagi-lagi lupa nama tempatnya). Meluncurlah ami kesana menggunakan angkot  (lagi) yang jumlahnya lebih banyak dari kendaraan pribadi di sana ( menurut saya).
terimakasih KRB, tetap bersih ya!
Setelah mendapatkan apa yang kami incar, kami naik angkot lagi untuk menuju ke stasiun Bogor dengan akang supir yang punya skill menyetir luar biasa. Terhitung lebih dari sekali  saya kejedugkejedot, dan nyais tersungkur di dalam angkot (ketaua jarang naik angkot). Tetapi, suasana sore disana benar-benar indah, saat langit menggelap terihat gunung salak dan entah gunung apa lagi yang seperti sedang menjaga kota Bogor denan gagahnya.  Saat sampai di dekat stasiun, adzan Maghrib sudah berkumandang maka kami memutuskan untuk mematalkan puasa kami terlebih dahulu di slahsatu retoran cepat saji di kawasan Taman Topi yang antrean pengunjungnya luber-luber. Setelah selesai berbuka dan urusan maghrib kami kembali pulag menggunakan commuterline dengan dendam dalam hati yang satu saat  nanti harus kembali kesana untuk disapa para anggrek itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar