Minggu, 13 Agustus 2017

Mencatat Prestasi

Tau mau kemana?
Melakukan perjalanan bagi banyak orang hari ini adalah perkara seberapa jauh dan tersembunyi. Menapakkan kaki di pantai, goa, atau bangunan yang orang lain belum mampu lihat atau ceritakan mungkin menjadi prestasi. Saya menjadi satu bagian yang ikut mengagumi orang-orang ini, tapi tidak begitu saja menjadi iri.


Sebab saya jauh lebih sering mengagumi diri sendiri ketika mampu berjalan tanpa tersesat membaca arah. Karena bukan satu dua kali saya bertanya panik untuk menuju tempat-tempat yang mudah. Saya pernah menerobos jalan satu arah di daerah Malioboro untuk mendapat jalan pulang. Iya, di Kota Jogja yang jalannya ramai marka dan ramah pendatang. Itu cerita jika saya memutuskan berpetualang sendirian. Bagaimana bila bersama orang dan saya yang diminta menunjukkan jalan atau membaca peta karena kami sama-sama tak paham jalan? Di perjalanan, berkali-kali saya akan mengkonfirmasi instruksi saya sendiri dengan menujukkan peta atau melihat tanda-tanda lain sejauh yang mampu saya ingat.


Merepotkan? Tentu saja. Untuk sekali berhasil, biasanya saya sudah melewati rute yang sama berkali-kali. Jika kemudian saya mampu sampai dalam sekali tandang, saya catatkan baik-baik bagaimana caranya dalam hati. Prestasi ini memang tak bisa diukur menggunakan trofi. Tapi dengan begini, saya tak hanya membahagiakan diri sendiri.

2 komentar: