Minggu, 06 Agustus 2017

Berlabuh di Senin Malam

Yogyakarta mengagumkan, banyak orang tau ini kan? Sebut saja kamu suka apa, maka rasanya kamu akan menemukan orang yang sama dan tempat untuk menumpahkannya. Karena ini lah, berada di tempat ini membuat perjalanan saya semakin jauh sekaligus ingin kembali secepatnya. Kapanpun saya tak di sini, kaki saya harus sandar di sebuah tempat setiap senin malam.
                                


Bukan sebagai pelaku, saya tak mengenal bagaimana bunyi-bunyian bisa tercipta. Saya cukup menjadi penikmat. Duduk diantara berbagai macam usia, bahasa, hingga warna mata pada pelataran bentara budaya. Berterima kasih dengan senyum, tepuk tangan dan beberapa ribu rupiah yang tidak pernah dipatok untuk kemewahan yang dijadikan ramah.

dok. pribadi

Senin malam, sejak setahun lalu adalah waktu yang saya sediakan mengunjungi rumah kawan. Kawan-kawan yang membuat saya kagum atas betapa kaya rayanya mereka mampu untuk bersama hingga tahun ke tujuh. Kawan yang bebas menabuh, memetik, meniup bunyi yang saya sering tak tau disebut apa tapi selalu bisa membuka awal perjalanan seminggu ke depan menjadi menyenangkan.

 video oleh : Hana Resila melalui Youtube


Maka jika tuan dan puan singgah di kota ini pada akhir pekan, sedikit perpanjang lah sampai senin menggelap di tengah malam. Lebih sore sedikit juga tak apa. Tak perlu menjadi siapa-siapa di sana, nikmati saja musiknya. Jazz mben senen tajuknya, tentu saja nama acaranya dalam bahasa Jawa. Namun kau bisa menemukan apa saja, musik nusantara, gubahan baru lagu lama, selipan tawa, dan bila beunrung seorang kawan untuk perjalananmu selanjutnya. Selamat mencoba!

Tulisan ini merupakan bagiand dari #30HariBernarasi Hari ke tiga, narasi sebelumnya bisa dibaca di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar