Ini cuma salah
satu cerita perjalanan pulang yang Allah hadiahkan banyak sekali semester ini,
mau dibilang nge-trip kok ya aneh
orang ini perjalanan pulang dari kota rantau saya, Yogyakarta. Sebelumnya, saya
hampir gigit jari karena ngga jadi bisa
pulang karena satu dan lain hal, tapi Allah emang Mahatau kalau saya diharuskan
pulang karena banyak orang yang memendam rindu dan juga saya rindukan
keberadaannya hehe.
Saya pulang ngga pakai kereta biasanya, karena
tiketnya udah habis dan Alhamdulillah
orangtua saya adalah orang yang teramat merindukan kebawelan putri sulungnya di
rumah, jadilah saya dibelikan tiket kereta yang lain sebagai pengganti. Berangkatlah
saya pada hari Rabu, 14 Mei 2014 jam 18.00 dengan kereta yang berangkat dari
stasiun besar Yogyakarta. Ternyata, di
hari itu pula kakak kelas saya yang seorang taruna Akademi Angkatan
Udara (AAU) tenyata juga pulang bersama ke 5 orang temannya. Singkat cerita,
saya pindah ke kursi yang kosong dengan mereka karena permintaannya dan supaya
ada temen ngobrol gitu. Dari mereka, saya jadi agak tau bagaimana kehidupan
sehari-hari para taruna dan mensyukuri niatan yang tidak saya lanjutkan untuk
menjadi seorang taruna putri. Bukan saya mengartikan sebagai taruna adalah hal
yang kurang baik secara umum, saya justru salut dengan mereka yang bisa berkecimpung di dunia
militer baik laki-laki ataupun perempuan tapi jika saya yang jadi mereka, saya
rasa saya tidak sanggup. Lha wong,
setiap hari pengulangan rutinitasnya hampir sama dengan tempo yang sama pula,
yang ada gumoh nanti saya karena saya
tidak terlalu suka rutinitas yang sama setiap hari.
Akhirnya setelah
8 jam lebih perjalanan, kami tiba di stasiun Bekasi. Saya dan tiga orang taruna
AAU termasuk kakak kelas saya pun turun, saya memperhatikan sejak naik kereta
sampai turun tak berhenti orang-orang memandang kearah kami. Saya punya dua
spekulasi tentang hal ini, mereka kagum dengan rombongan taruna tersebut karena
bagaimana tidak, mereka mau liburan tapi tetap pakai seragam dinas lengkap
meskipun perjalanan hingga hampir subuh atau bisa jadi mereka heran dengan saya
yang ada ditengah-tengah mereka dengan penampilan seperti anak kecil meskipun
saya sudah semester 2 sekarang. Haha entahlah, saya juga malam itu perjalanan
saya bak putri presiden yang di kawal 6 ajudan sekaligus. Terimakasih ya kak J.
Sampai di
stasiun, ada rindu yang saya harap berbalas seperti biasanya, sebuah seringah
kecil yang menyuruh saya langsung naik ke motornya karena sudah malam tak saya
dapatkan malam itu. Ya, mimpi sedang memberikan jalan yang tak sama antara saya
dengan dia. Jadilah saya dijemput ayah tercinta. Sampai di rumah, selepas
mencium tangan keduanya-orangtua saya-. Saya naik ke kamar tapi tak langsung
bisa tidur, jadilah saya ,malah menunggu matahari terbit baru selepas itu saya
tidur. Pagi menjelang siang saya bangun lalu diminta sarapan oleh ibu, sayur
asem dengan ikan lele adalah menu yang istimewa karena saya tau siapa kokinya
dan makan bersama menjadi sumber rasa lezatnya yang tiada tara. :D. hari itu sampai sore saya tak
kemana-mana, baru selepas isya 3 orang anak
6 datang ke rumah saya untuk lanjut menjenguk salah satu dari kami
berdelapan yang di rawat di rumah sakit yaitu Veliza atau teteh Ai. Kenapa Cuma
berempat? Iya, karena Amel juga sedang kurang sehat, Arny ngga pulang waktu itu dan Everson ngga ada kabar.
Sampai disana,
sebenernya juga sudah melewati jam besuk sih tapi kita tetap boleh masuk ke
kamar inapnya si teteh. Ngga ada
satupun dari kita yang pakai masker padahal harusnya kita ngga boleh masuk kalau tidak memakai masker, ya namanya juga 6 ^^.
Di ruang rawatnya teteh pun walaupun cuma berlima, kita ngga bisa menahan untuk tidak membuat keributan. Ada saja kehebohan
dan tawa yang tidak putus. Setelah om dan adiknya teteh datang, kami berempat pamit pulang sambil bilang mau beli sosis bakar yang bikin teteh marah-marah karena iri, hehe
maaf ya teh. Sampai di kedai sosis bakar
salah satu teman SMP kami, tiga dari kami yaitu saya, Fandri dan Andrian
langung dengan senang hati memilih sosis dan makanan yang ingin kami makan,
maklum ditraktir bos hehe.
![]() |
setelah jenguk teh Ai dapet traktiran dari bos :D |
Keesokan
paginya, lagi-lagi saya bangun kesiangan karena sedang tidak solat padahal saya
sudah dititipi ayah untuk mengantarkan bebek pesanan ke rumah makan, jadilah
ibu yang menggantikan tugas saya. Akhirnya, saya dan adik saya Ana membereskan
rumah sampai siang. Selepas waktu solat Jum’at, salah satu sahabat saya dating
kerumah, kangen katanya. Padahal dia
memang menyuruh saya pulang untuk membantu pekerjaannya, lumayan sih bisa
menambah uang jajan. Malamnya, saya dihampiri oleh Aldilla dan di ajak ke
Gerobak Cokelat, sebuah kafe dengan tema cokelat yang baru membuka cabangnya di
Bekasi. Suasana dan makanannya cukup enak disana, harganya pun lumayan
terjangkau untuk ukuran kafe di dekat pusat perbelanjaan tetapi saya tidak
boleh membandingkannya dengan di Jogja kata Aldill, selesai makan kami bertemu
Annisa atau biasa dipanggil luyut yang juga anak singit yang kantornya persis di seberang kafe itu, kami sempatkan
melepas rindu sejenak dan berfoto. Biasalah cewek.
![]() |
pancake di Gerobak Cokelat |
![]() |
foto depan kantor Luyut, terimakasih mba Aida |
Kejadian lucu
pun ngga luput dari pertemuan kami
malam itu, waktu kami sedang mengobrol tiba-tiba seorang pegawai kafe
menghampiri kami dan meminta pin BB saya! Waktu itu saya belum ngeh kalau yang ia maksud adalah saya sampai ia menyodorkan tangan
dan menyebutkan namanya mengajak berkenalan. Kami bertiga bengong dan menahan
tawa dan mau tak mau saya menyebutkan nama dan beralasan handphone saya baru saja selesaai diservis, jadi tidak ada aplikasi
BB massangernya haha. Selepas itu kami
buru-buru pulang, karena Aldilla mau ke apotek membeli perlengkapan untuk ujian
praktiknya. Sampai di rumah, ayah mengajak saya membeli obat dan vitamin untuk
ibu karena sedang kurang sehat. Jadilah kami berdua berkeliling ke apotek yang
masih buka.
Sabtu pagi, saya
bangun lagi-lagi kesiangan padahal sudah berniat mau mendisiplinkan diri untuk
lairi pagi, yasudahlah. Lalu, saya teringat malam sebelumnya saya dan seorang
sahabat membahas untuk pergi ke Cibodas sebagai denda yang harus ia bayarkan
karena sewaktu teman-teman yang lain kesana saya tidak bisa ikut karena saya
sedang di Jogja, awalnya bercanda. Tetapi akhirnya, jam 9 pagi itu kami
benar-benar berangkat kesana. Perjalanan kami awalnya baik-baik saja sampai
hujan turun waktu kami memasuki daerah Sentul, Bogor. Udara jadi dingin,
berkabut dan jalanan pun menjadi licin sehingga ia harus menurunkan kecepatan
motornya. Hal itu tetap saja tak membuat kawasan Puncak kehilangan pesonanya di
mata saya.
![]() |
yap! entah gambar ini diambil di atas motor pada kecepatan berapa |
Pukul 13.30an
kami sampai di kebun raya Cibodas, setelah membayar tiket masuk kami mencari
pohon pinus yang memang saya jadikan target utama datang ketempat ini, setelah
ketemu saya menemaninya melaksanakan solat Dzuhur. Setelah itu, kami pergi ke
air terjun Ciimun yang masih berada dalam kawasan kebun raya Cibodas. Tak sampai
300m dari mushola kai tiba di ar terjunnya, saya hanya bisa menyebut asmaNya
sesaat setelah sampai disana. Memang tidak seindah air terjun Cibereum yang
berada di atasnya, di lereng gunung Gede tetapi rasanya perjalanan 4jam dari
Bekasi menuju Cibodas sangat terbayarkan. Apa lagi yang saya lakukan setelah
itu? Ya tentu saja berfoto sampai terpeleset ke dalam air padahal saya tidak
membawa baju ganti. Setelahnya, kami
kembali ke Mushola untuk membersihkan diri sekedarnya dan sholat Ashar. Setelah
itu kami pulang dan kembali harus menempuh waktu perjalanan 4 jam bahkan lebih
karena setelah hujan, jalanan semain licin dan jalan raya banyak yang berlubang
ketimbang yang bisa dilewati. Jadilah sesampai di rumah, baju, sepatu, motor hingga tas kami kotor bukan main.
![]() | |
untuk ini, saya mau berlelah |
![]() |
Ciismun Waterfall |
Keesokan
paginya, saya jutru terbangun jam 4 pagi padahal badan masih terasa pegal dan
letih. Tiba-tiba ada rasa yang berebeda ketika mengingat perjalanan hari
sebelumnya, saya senang dan tak bisa melupakan warna-warni bunga juga deru air
disana tapi rasa rindu menyerang saya lebih dalam, karena orang yang pertama
beerjanji unuk mengajak saya kesana belum juga menutaskan janjinya. Bang, although I visited there before our
planning realize, I’m still waiting for the time make it realized with u and it
can be first time for me. Tapi tetap saja, termakasih buat super partners
saya yang mau berelah-lelah mengantarkan saya kesana untuk megintip seklumit
kuasa Tuhan J.
Hari itu saya
tak punya rencana kemana-mana namun menjelang sianng, seorang teman datang
kerumah dan kami mengobrol. Benar kan yang saya bilang di awal? :p.
Setelah itu saya dikabari oleh sahabat
sekaligus atasan saya di organisasi semasa SMA bahwa ia sedang di sekolah
bersama seoang senior dan juga adik-adik kelas yang sedang rapat, karena atas
nama rindu sekolah saya memutuskan menyusul ke skolaah bersama sahabat saya
yang seblumnya sudah di ruma saya. Senang rasanya mendapati kegiatan yang saya
senangi dilanjutkan oleh adik-adik kelas dengan pemikiran yang inovatif dan
semagat yang tinggi, terimakasih ya dik, kalian mengingatkan saya untuk terus
produktif dan kreatif tannpa kenal lelah
meskipun banyak kendala disana. Sorenya saya dikabari seorang sahabat kecil
akan ada reuni kecil-kecilan di salah satu mall, sayangnya saya sudah terlanjur
memiliki janji denga sahabat saya yang lain yang mau mentraktir saya atas
keberhasilannya dan juga mendengar cerita dan pengalamannya. Jadilah saya tak
ikut sore itu. Malamnya, saya diajak oleh sahabat saya itu memcari tempat makan
yang dulu pernah ia datangi tapi ternyata sudah tidak ada, alhasil kami makan
di restoran fastfood padahal awalnya
ia mau mengajak saya makan makanan yang belum
pernah saya makan di Bekasi. Tapi buat saya bukan masalah, karena tujuan
saya adalah mendengar cerita dan pengalamannya mengikuti sebuah ajang
perlombaan yang diikutinya secara diam-diam bahkkan tempat belajarnya sekarang
pun tidak tahu. Keren!
![]() |
Enaknya makanan gratis dari seorang sahabat yang hebat! |
Setelah dia
mengantakan saya pulang, saya langsung beristirahat dan itulah akhir dari
4 hari yang tak lepas dari rasaa syukur
yang saya dapatkan di Bekasi. Saatnya kembali ke Jogja, bismillah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar