|
Suasana Pasar Kakilangit. Foto milik Gie |
Perjalanan
menuju banyak tempat wisata di daerah Desa Mangunan, kini semakin semarak tiap
akhir pekan. Sebabnya apalagi jika bukan Pasar Kakilangit yang sudah beroperasi
sejak 5 minggu yang lalu. Hal ini juga terlihat pada hari Minggu (14/1), pukul
07.30 WIB area parkir yang disediakan warga sudah disesaki dengan jajaran mobil
dan motor.
|
Lurah Pasar yang bertugas melayani penukaran uang |
Sayup-sayup terdengar perpaduan suara kenong,
bonang, kendang, dan entah instrumen apalagi ditimpali suara anak-anak
perempuan. Saya buru-buru mendekat setelah menukarkan uang dengan koin kayu
yang dijadikan mata uang di pasar ini. Ternyata giliran karawitan bocah yang
menemani pengunjung menikmati pasar.
|
Anak-anak ini sedang apa ya? |
Anak-anak ini tampil mengiringi tawa dan
obrolan ringan. Di pinggir dan depan panggung, beberapa kali mata saya
menangkap pemandangan ini dibidik menggunakan berbagai macam jenis kamera. Foto
mereka banyak yang mampu bersuara, tentang riuh pasar yang tak perlu
tergesa-gesa.
|
Serius menabuh. Foto milik Gerry |
|
Warna-warni tembang. Foto milik Hery |
Ternyata, sekitar 30-an orang yang heboh
mengacungkan kamera ke beberapa titik tersebut adalah peserta lomba dan
workshop fotografi. Mereka mengamati banyak ekspresi pengunjung dan pegiat
pasar yang terdiri dari segala umur. Tak cuma berlomba memburu gambar apik,
para peserta juga antusias menyimak workshop fotografi dari Om Jalu sebagai
pemateri.
|
Salah satu spot foto yang digunakan peserta. Foto milik Gandung |
|
Serius mencatat juga mengingat, Foto milik Gerry |
|
Materi Fotografi dari om Jalu. Foto milik Gerry |
Salah satu pesan Om Jalu dalam kelas adalah
untuk berani memfoto atau mengambil video secara ekstrim atau beda dari
kebanyakan mata. Sama seperti cara belajar fotografer-fotografer tersebut
berkumpul dan berbagi hari itu, di ruang terbuka, keramaian pasar, dan dikelilingi pepohonan
yang teduh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar