Kali ke lima
belas. Sama indahnya sejak mampu merampungkan satu bulan penuh belajar menahan
sesuatu yang tak perlu. Belajar yang tidak pernah sempurna, sebab lupa atau
belum mengerti maknanya. Waktu penuh keajaiban sejak pertama kali ini sekolah
ini diperintahkan Tuhan. Saya tidak lagi meragukannya. Ramadan.
Tahun ini sekali
lagi saya diperkenankan mendaftar. Menjadi murid buron yang tak boleh
menghindari kedatangannya, sebab sebelas bulan ke belakang berisi rasa syukur
yang kurang dan keluhan panjang yang tak sudah. Sampai akhirnya saya jatuh,
yang entah hari ini sudahkah saya berjalan dengan mantap lagi atau belum. Kali
ini saya mengantarkan diri untuk dilatih dengan cara apapun yang ditawarkan
sekolah ini. Saya datang dengan kejatuhan dan airmata tanpa perlu berpura-pura.
Ilustrasi Ramadan dari gambar @amrazing |
Beberapa orang
akan bilang, datang ke sekolah ini adalah perihal telah sebisa mungkin suci tanpa cela untuk mengagungkannya. Saya setuju
dan juga pelan-pelan merapikan diri tanpa menutup banyak luka dan salah yang
pernah ada. Hasil belajar yang masih butuh tambalan sana-sini untuk kembali
diulang di bulan ini, Syahrur tarbiyah
-bulan pendidikan- katanya. Keajaiban mana lagi saat Sang Pencipta mau turun
tangan sendiri menuntunmu yang sering tau jalan tapi tetap tersesat? Didikan yang
akan memandumu melaporkan dan belajar lagi setahun ke depan jika masih
diperkenankan.
Ini malam ke-14.
Lalu apa yang sudah didapat dan masuk dalam ingatan sebagai bekal hari depan? Masih
sangat sedikit tapi bukan berarti saya gagal kan? Memelihara niat dalam setiap
langkah kaki salah satunya, niat yang baik tentu saja. Kebiasaan menunda
menjadi hama dalam usaha ini, Tuhan meminta saya tak mengabaikan waktu untuk harga
setiap kesempatan. Menerima adalah perihal lainnya, pada sesuatu yang melegakan
atau menyesakkan. Ini juga sama sulitnya, karena kerap kali saya berlaku layaknya
detektif dengan kata tanya ‘kenapa’. Sebab kepala yang tak pernah libur. Pelan-pelan,
saya diajarkan bagaimana memilih yang perlu dan pelan-pelan menjalaninya dengan
niat yang juga dipelihara baik. Maka kemudian, seperti membuka buku saya
diperkenankan membaca alasan-alasannya dalam banyak sisi.
Saya merangkak
di sekolah tahun ini, jelas bukan juara mungkin nantinya. Tapi saya mamu
pengajaran kali ini membekali saya dengan kata siap menghadapi apa yang harus
dan jadi milik saya. Jadi, apa pelajaran bulan ini untuk kamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar