Jumat, 09 Juni 2017

Sekali lagi, berguru

Kali ke lima belas. Sama indahnya sejak mampu merampungkan satu bulan penuh belajar menahan sesuatu yang tak perlu. Belajar yang tidak pernah sempurna, sebab lupa atau belum mengerti maknanya. Waktu penuh keajaiban sejak pertama kali ini sekolah ini diperintahkan Tuhan. Saya tidak lagi meragukannya. Ramadan.


Tahun ini sekali lagi saya diperkenankan mendaftar. Menjadi murid buron yang tak boleh menghindari kedatangannya, sebab sebelas bulan ke belakang berisi rasa syukur yang kurang dan keluhan panjang yang tak sudah. Sampai akhirnya saya jatuh, yang entah hari ini sudahkah saya berjalan dengan mantap lagi atau belum. Kali ini saya mengantarkan diri untuk dilatih dengan cara apapun yang ditawarkan sekolah ini. Saya datang dengan kejatuhan dan airmata tanpa perlu berpura-pura.
Ilustrasi Ramadan dari gambar @amrazing

Beberapa orang akan bilang, datang ke sekolah ini adalah perihal telah sebisa mungkin  suci tanpa cela untuk mengagungkannya. Saya setuju dan juga pelan-pelan merapikan diri tanpa menutup banyak luka dan salah yang pernah ada. Hasil belajar yang masih butuh tambalan sana-sini untuk kembali diulang di bulan ini, Syahrur tarbiyah -bulan pendidikan- katanya. Keajaiban mana lagi saat Sang Pencipta mau turun tangan sendiri menuntunmu yang sering tau jalan tapi tetap tersesat? Didikan yang akan memandumu melaporkan dan belajar lagi setahun ke depan jika masih diperkenankan. 

Ini malam ke-14. Lalu apa yang sudah didapat dan masuk dalam ingatan sebagai bekal hari depan? Masih sangat sedikit tapi bukan berarti saya gagal kan? Memelihara niat dalam setiap langkah kaki salah satunya, niat yang baik tentu saja. Kebiasaan menunda menjadi hama dalam usaha ini, Tuhan meminta saya tak mengabaikan waktu untuk harga setiap kesempatan. Menerima adalah perihal lainnya, pada sesuatu yang melegakan atau menyesakkan. Ini juga sama sulitnya, karena kerap kali saya berlaku layaknya detektif dengan kata tanya ‘kenapa’. Sebab kepala yang tak pernah libur. Pelan-pelan, saya diajarkan bagaimana memilih yang perlu dan pelan-pelan menjalaninya dengan niat yang juga dipelihara baik. Maka kemudian, seperti membuka buku saya diperkenankan membaca alasan-alasannya dalam banyak sisi.


Saya merangkak di sekolah tahun ini, jelas bukan juara mungkin nantinya. Tapi saya mamu pengajaran kali ini membekali saya dengan kata siap menghadapi apa yang harus dan jadi milik saya. Jadi, apa pelajaran bulan ini untuk kamu? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar