Sabtu, 03 Juni 2017

[REVIEW] Tiga Film Akhir Mei, Mana Terbaik?

Akhir Mei menjadi waktu banyak film apik mampir di layar bioskop Indonesia. Ada dua film Indonesia dengan cerita dan penggarapan yang cukup baik sehingga mengundang animo cukup luas. Sayang, saya belum menontonnya sampai sekarang, padahal jarang film Indonesia yang mampu bertahan dalam beberapa minggu film luar negeri yang sudah punya penggemar sendiri. Sempatnya, saya malah baru saja menonton 3 film dari dari luar negeri itu yang rata-rata mengambil genre fantasi dan superhero, dua diantaranya merupakan lanjutan atau pengembangan cerita dari film-filmn suksesnya terdahulu. Ini adalah sedikit catatan yang saya ingat, masih sebagai orang awam yang tidak terlalu mengikuti seri film sebelumya:


1.      King Arthur : The Legend of Sword


Film yang terinspirasi dari zaman Arthurian tentang seorang adik raja yang jahatnya alaihim gambreng untuk menguasai Inggris di zaman itu dan hanya bisa dikalahkan oleh sebuah pedang. Kecepatan bertuturnya terjaga dari awal film sampai akhir meski agak kartun penyelsaian filmnya buat saya, yah namanya juga fantasi sik. Sangat-sangat family movie biarpun 80% isinya berantem. Pemeran antagonisnya beneran jahat, sejahat-jahatnya raja yang haus kuasa tapi ya imbang sama lawannya yang pemberani cenderung nekad sih. Pemeran wanitanya cantik-cantik dan kelihatan anggun dengan pakaian a la a la zaman kerajaan. Ada David Beckham sebagai cameo tapi saya malah sempet ngga ngeh dulu, ngga ngangkat buat saya. Film ini CGInya keren dan musiknya baguus!

2.      Pirates of Caribbean: Salazar’s Revenge

Pertama kali nonton seri Pirates secara utuh dan di bioskop. Seperti biasa sejauh yang saya tau, film ini selalu juara soal special efek make up dan kostumnya. Biarpun Jhonny Depp udah keliatan tua di sini, akting, slengek’annya masih megang. Tapi biarpun ini film pertama, saya  cukup bisa mengenal siapa dan ngapain para tokoh ini ada karena pengenalan tokohnya rapih buat saya. Jadi yang belum pernah nonton dan diajak nonton ini, ya nonton aja. Ngga bakal sebanyak itu bertanya, paling bingung sedikit kenapa yang lain exicited liat perahu dalam botol. Harusnya ada scene terharu tentang anak-anak yang ketemu bapaknya tapi dua-duanya ya udah lewat aja depan mata. Ini yang visual dan CGInya yang paling bagus dari ketiga film yang aya toton akhir bulan ini! Juara emang Disney. Tokoh utama perempuannya juga a la Miss World banget, menjujung tinggi Brain, Beuaty, and Behaviour  semuanya tergambar jelas biarpun badannya mungil dibanding film selanjutnya.

3.      Wonder Women

Asli ngga mau nonton ini awalnya, tapi ya karena kepingin seneng-seneng dan dibayarin ya berangkat lah. Ga perlu cerita, Gal Gadot udah cantik dan pas jadi pemeran utama film ini apalagi tatapan mata sama senyumnya. Kalau bukan dia ngga tau jadi apa ini film. Surprisingly, pemeran Diana kecil juga manis banget. Pembuka yang sungguh lah apik karena setelah itu banyak adegan yang ngga perlu dan manjang-manjangin durasi. Cerita lebih baik dibanding Superman vs Batman yang apa banget itu. Bakar-bakaran di sini untuk memperjuangkan sesuatu, menyelamatkan yang perlu. Tapi sorry to say mbak Wonder Woman, kayaknya Ares ngga mati sejak Perang Dunia ke dua sampai Trump udah jadi presiden. Moral of the story yang dibawa di film ini banyak dan relevan dengan apa yang sedang terjadi sekarang. Punya adegan favorit di sini, ketika Diana (Wonder Woman) yang bisa semua bahasa dunia, hafal mati 12 jilid buku kebutuhan biologis manusia , dan jago berantem tanpa kena debu atau rambut berantakan pertama kali makan es krim dan bilang “it’s great! You must be proud to yourself!” ke pedagang es krimnya. Iyak, putri Zeus takluk sama buatan manusia dan saya setuju.
Banyak adegan dan dialog yang cenderung feminis di sini, termasuk nunjukkin bahwa perempuan adalah penyeimbang dunia dan juga jago berantem dengan gerakan slow motion yang detail tapi tetep cantik. CGInya gimana? Paling payah dari film dua di atas buat saya.
Cuma beberapa jokes yang dilempar ngga bikin saya ketawa, mungkin karena saya nonton ini saat udah capek dan jam paling malem. Buat yang belum nonton, ini ngga ada after creditnya . jadi langsung pulang aja dan bawa sampahnya, ya!


Kesimpulan dari tiga film di atas, saya jadi kangen nonton film Indonesia karena semua sedang mirip-mirip visualnya. Kenapa terus  ngga nonton, Ita? Karena belum ada temen yang nyeret saya nonton film Indonesia aja dan lagi males nonton sendirian. Semoga segera setelah ini ya! Untuk fans-fans tiga film di atas apalagi yang udah nonton seri sebelumnya, saya minta maaf kalau review ini sok tau karena iya saya ngga pernah ngikutin seri sebelumnya dan cuma bisa compare seadanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar